Rabu, 01 September 2010

RENCANA GENDENG WAKIL KITA

"Proyek tersebut harus berjalan. Pembangunan gedung baru itu, mau tidak mau, suka tidak suka, harus tetap dilanjutkan. Kalau ada kritik, kita terima saja," kata Marzuki, di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (31/8).

Sangat miris membaca apa yang dikatakan ketua DPR RI kita diatas. Suatu bentuk sikap yang tidak mencerminkan sebagai seorang wakil rakyat. Terkesan sangat egois dan mementingkan diri sendiri dan golongannya. Tidak peka terhadap keinginan rakyat yang diwakilinya dan memilihnya.
Kalau kita melihat kondisi nyata yang ada di lapangan banyak sekali rakyat Indonesia yang hidupnya dibawah garis kemiskinan. Hal yang sangat kontras dengan kondisi wakilnya yang notabene hanya seorang wakil. Kalau menilik ungkapan dari Nurtjahyadi dalam Kompasiana ”Seharusnya anggota DPR itu (sebagai wakil rakyat) memiliki sifat-sifat seperti rakyatnya, jika rakyatnya hidup sederhana, ya wakil rakyatnya harus sederhana juga. Jika pendapatan sebagian rakyatnya masih kecil, ya wakil rakyatnya juga jangan minta gaji yang besar2”. Mungkin hal yang lebih tepat dikatakan adalah kalau rakyatnya sengsara wakil rakyatnya harus sengsara tidak enak sendiri.
Tidak akan ada rakyat Indonesia yang sengsara kalau sikap wakilnya tidak egois memikirkan diri dan golongannya sendiri. Rakyat akan makmur kalau saja alokasi dana tersebut dialokasikan pada kepentingan rakyat dan bukan pada sebagian golongan rakyat Indonesia yang mengaku mewakili golongan besar rakyat Indonesia tersebut. Dan mungkin statement yang di atas tidak akan pernah terlontar dari mulut seorang wakil rakyat.
Mungkin saran dari Ketua MPR Taufik Kiemas bisa dipertimbangkan. Suami mantan presiden Megawati Soekarno Putri ini berpendapat bahwa Anggaran RAPBN 2011 yang sekitar Rp. 1.200 triliun bisa menjadi modal Indonesia menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat Indonesia. Tapi hal itu kembali pada keputusan wakil rakyat tersebut. Apakah dana sebanyak itu digunakan untuk rakyat atau hanya untuk dinikmati oleh mereka dan golongannya saja. Yang salah satunya adalah dengan pembangunan gedung DPR/MPR yang baru yang dilengkapi dengan fasilitas wah tersebut. Fasilitas yang konon katanya adalah fasilitas kolam renang dan spa.
Marzuki menegaskan alasan kenapa gedung Nusantara 1 itu akan dibangun adalah semata-mata bertujuan untuk memfasilitasi anggota dewan di Senayan. Hal itu tercermin dengan konsep yang akan diusung. Seperti konsep bingkai yang merupakan filosofi anggota DPR yang mempunyai latar belakang yang berbeda. Serta bentuk gerbang yang merupakan metafora dari harapan agar DPR menjadi gerbang kemakmuran bangsa Indonesia. Suatu hal yang bertolak belakang dengan alasan kenapa gedung tersebut akan dibangun karena yang sekarang rakyat rasakan bukannya kemakmuran bangsa tapi kehancuran bangsa. Karena Kemamkmuran bangsa hanya sebatas harapan yang hanya dimetaforakan menjadi sebuah gerbang. Disitu jelas terlihat tidak adanya keinginan dari wakil rakyat tersebut untuk memakmurkan rakyatnya. Karena semangat itu hanya mewujud pada suatu metafora saja dan bukan action yang nyata.


By : Yusup

Read More..